Nama : Haidar
Ramananda
NIM :
11631060
Jurusan : Komunikasi Penyiaran
Islam (KPI)
Fakultas : Fakultas Ushuludin Adab
dan Dakwah (FUAD)
Perguruan
Tinggi : Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Pontianak
Resume
Buku
Komunikasi
Islam
“Dr.
Harjani Hefni, Lc., M. A.”
Bab
1
PENGERTIAN, RUANG LINGKUP,
DAN MANFAAT MEMPELAJARI
KOMUNIKASI ISLAM
A.
Pendahuluan
Jika kita
bertanya kepada seseorang tentang faktor melejitnya karier orang tertentu dalam
waktu relatif cepat, hampir bisa dipastikan bahwa diantara jawabannya adalah
karena orang tersebut memiliki kecakapan dalam berkomunikasi. Kalau ada
mahasiswa yang kuliah diluar negeri lalu tidsak bisa menjalani perkuliahan
dengan baik, pasti yang dijadikan kambing hitamnya adalah komunikasi, karena
dosennya menggunakan bahasa yang tidak familiar dengan bahasa yang dia
pelajari.
Apa
sebenarnya komunikasi sehingga seolah-olah semua permasalahan ujung-ujungnya
dialamatkan kepadanya? Lalu kenapa harus diembel-embeli dengan Islam
dibelakangnya? Apakah ada perbedaan yang signifikn antara komunikasi yang ada
dengan komunikasi Islam?
Dalam bab
pertama ini akan dibahas tentang definisi komunikasi islam, ruanglungkup
kajiannya dan urgensi mempelajari Komunikasi Islam. Setelah mempelajari bab
ini, pembaca diharapkan mampu:
1.
Memahami dan menjelaskan makna komunikasi secara umum.
2.
Memahami dsdan menjelaskan makna Komunikasi Islam.
3.
Memahami dan menjelaskan persamaan dan perbedaan
antara komunikasi umum dengan komunikasi Islam.
4.
Memahami tentang ruang lingkupkajian komunikasi Islam.
5.
Memahami dan menjelaskan tentang urgensi komunikasi
Islam dalam kehidupan Muslim.
6.
Mengetahui tentang kontribusi komunikasi Islam dalam
ilmu komunikasi secara umum.
B.
Definisi Komunikasi Islam
1.
Definisi Komunikasi
Istilah
komunikasi berasal dari bahasa inggris comunication. Di antara arti
komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui
sistem lambang-lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku. Komunikasi juga
diartikan sebagai cara untuk mengomunikasikan ide dengan pihak lain, baik
dengan berbincang-bincang, berpidato, menulis, maupun melakukan korespondensi.
Dalam bahasa
Arab, komunikasi sering menggunakan isatilah tawashul dan ittishal.
Komunikasi (ittishal) adalah melakukan cara yang terbaik dan menggunkan
sarana yang terbaik untuk memindahkan informasi, makana, rasa, dan pendapat
kepada pihak lain dan mmengaruhi pendapat mereka serta meyakinkan mereka dengan
apa yang kita inginkan apakahdengan menggunakan bahasa atau dengan yang lain.
Kalau
merujuk kepada kata dasar “washala” yang artinya sampai, tawashul
artinya adalah proses yang dilakukan oleh dua pihak untuk saling bertukar
informasi sehingga pesan yang disamoaikan dipahami atau sampai kepada dua belah
pihak yang berkomunikasi. Jika komunikasi hanya terjadi dari satu arah tidak
bisa dikatakan tawashul. Adapun kata ittishal secara bahasa lebih
menekankan kepada sapek ketersambungan pesan, tidak harus terjadi komunikasi
dua arah. Jika salah satu pihak menyampaikan pesan dan pesan itu sampai dan
bersambung dengan pihak yang dimaksud, maka pada saat itu sudah terjadi
komunikasi dalam istilah ittishal.
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, komunikasi diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan
pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami. Terjdimya hubungan dan kontak antara dua orang atu lebih juga
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sudah disebut komunikasi.
Dr. Halah
al-Jamal mengatakan komunikasi adalah upaya manusia untuk menampilkan hubungan
yang terbaik dengan penciptanya, dengan dirinya, dan dengan sesama manusia.
Dalam buku
Sasa Djuarsa Sendjaya yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi dijabarkan
tujuh definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan konteks pengertian
komunikasi. Definisi tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang
(komunikastor) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan
tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lain (khalayak).
2.
Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan,
emosi melalui penggunaan simbol-simbol seperti kaya-kata, gambar-gambar,
angka-angka, dan lain-lain.
3.
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang
menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan
akibat apa atau hasil apa?(Who, Says
what? In which channel? To whom? With what effect?).
4.
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu
dari yang semula dimiliki seseorang menjadi dimiliki oleh dua orang atau
lebih.
5.
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan untuk
mengurangi rasa ketidakpastian bertindak secara efektif, mempertahankan atau
memperkuat ego.
6.
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan
suatu bagian degan bagian lainnya dalam kehidupan.
7.
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana
pikiran seseorang dapat memengaruhi pikiran orang lain.
Komunikasi
juga dapat diartikan sebagai proses berbagi dan membagi pengalaman dengan
tujuan untuk saling memengaruhi.
2.
Definisi Islam
Kata Islam
dalam buku al-Ta’rifat karya al-Jurjaini diartikan sebagai kerendahan dan
ketundukan terhadap apa yang dikabarkan oleh Rasulullah SAW.
Abdul Karim Zaidan dalam Ushul al-Dakwah memaparkan banyak sekali definisi
tentang Islam. Di antaranya:
1.
Islam adalah bersyahadat bahwa tiada ilah selain Allah
dan muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa
ramadhan dan menunaikan ibadah haji.
2.
Islam adalah kerendahan, penyerahan diri dan
ketundukan kepada Allah Robbul Alamin.
3.
Islam adalah sistem umum dan peraturan lengkap tentang
urusan kehidupan, serta panduan meniti kehidupan dan segala konsekuensi dari
penerimaan atau penolakan terhadap ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
4.
Islam adalah kumpulan seluruh nilai yang diturunkan
Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh manusia, baik
hukum aqidah, akhlak, ibadah, muamalah, serta berita-berita yang disebutkan
dalam Al-Qur’an dan As-sunnah.
5.
Islam adalah jawaban yang benar dan tepat untuk
menjawab tiga pertanyaan prinsip yang selalu menyibukkan akal manusia dan
selalu muncul dalam pikiran mereka sepanjang masa: dari mana kita berasal,
untuk apa kita hadir di muka bumi ini, dan kemana tempat kembali? Islam
menjawab pertanyaan pertama bahwa manusia berasal dari Allah yang menciptakan
manusia dari dua perpaduan utama jasad dan ruh. Jasad di ciptakan dari tanah
serta roh berasal dari Allah. Jawaban pertanyaan kedua, tujuan utama hidup
manusia di muka bumi ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Jawaban
pertanyaan ketiga, kemana kita akan kembali, Islam menjawab bahwa setelah
kehidupan dunia ada kehidupan abadi di akhirat, dan manusia akan menempati
salah satu dari dua tempat yang disediakan untuk mereka, yaitu surga buat yang
beriman dan beramal saleh selama di dunia, dan neraka untuk yang kufur dan
meanggar aturan-aturan Allah.
6. Islam adalah roh yang sebenarnya bagi manusia, cahya
dalam meniti jalan, obat segala penyakit,dan jalan yang lurus yang akan
memberikan keselamatan bagi penggunanya.
Islam
menurut bahasa secara umum artinya adalah tunduk, menyerahkan diri kepada
Allah, damai, serta selamat. Damai dan selamat adalah tujuan, sedangkan
sarananya adalah tunduk dan menyerahkan diri dengan seluruh aturan Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan yang paling pokok diantaranya adalah
rukun Islam.
3.
Makna Komunikasi Islam
Komunikasi
Islam adalah komunikasi yang dibangun atas prinsip-prinsip islam yang memiliki
roh kedamaian, keramahan dan keselamatan.
Berdasarkan
informasi dari Al-Qur’an dan As-sunnah ditemukan bahwa komunikas islam adalah
komunikasi yang berupaya untuk membangun hubungan dengan diri sendiri, dengan
Sang Pencipta, serta dengan sesama untuk menghadirkan kedamaian, keramahan, dan
keselamatan untuk diri dan lingkungan dengan cara tunduk dengan perintah Allah
dan Rasul-Nya.
Tindakan
apapun dalam komunikasi yang membuat hati seseorang menjadi rusak atau sakit
orang menjadi sakit atau luka bertentangan dengan roh komunikasi dalam Islam.
Karena itu,
komunikasi Islam dalam buku ini bukan hanya sekedar pemberin label Islam unutk
komunikasi. Lebih jauh dari itu, buku ini bertujuan untuk membuka wawasan
pembaca bahwa islam sangat peduli dengan komunikasi yang menyelamatkan,
meskipun secara sistematis sebagaai sebuah ilmu belum mapan sebagaimana ilmu
komunikasi yang sudah ada.
C.
Ruang Lingkup Kajian Komunikasi Islam
Objek kajian
ilmu Komunikasi islam terdiri dari tiga paket kajian yang tidak bisa dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya. Tiga paket kajian itu adalah komunikasi
manusia dengan Allah, komunikasi manusia dengan dirinya sendiri, dan komunikasi
manusia dengan yang lainnya. Tiga bentuk komunikasi ini merupakan warisan dari
ajaran agama secara universal.
D.
Manfaat Mempelajari Ilmu Komunikasi Islam
Kehadiran
ilmu komunikasi islam bertujuan untuk membimbing kaum muslimin secara khusus
dan manusia secara umum agar mampu membangun komunikasi dengan Pencipta mereka,
dengan diri sendiri, serta dengan sesama dengan prinsip-prinsip Islam. Dengan
panduan agama, maka komunikasi akan berjalan sesuai dengan alur yang ditentukan
oleh Allah.
Komunikasi
yang terjalin dengan prinsip komunikasi Islam akan menghadirkan kedamaian dan
keselamatan, baik untuk diri komunikan maupun untuk masyarakat secara umum.
Jika umat Islam melakukan komunikasi dengan niat ikhlas untuk menjalin
silaturahmi dan meningkatkan kualitas hubungan positif dengan sesama manusia,
maka mereka tidak hanya mendapatkan keuntungan dunia, tetapi juga akan
mendapatkan pahala akhirat.
SUMBER ILMU KOMUNIKASI ISLAM
A.
Pendahuluan
Sebagai sebuah ilmu, komunikasi
islam memiliki sumber utama yang sangat potensial untuk digali, yaitu Al-Quran
dan As-Sunnah. Meskipun tidak terkumpul dalam satu tempat, tetapi bahan baku
ilmu komunikasi islam yang terdapat dibanyak tempat dalam Al-Quran dan
As-Sunnah sangat memungkinkn untuk memformat ilmu komunikasi islam secara
sistematis sehingga menjadi ilmu yang mudah dimanfaatkan oleh akademisi dan
masyarakat umum.
Selain Al-Quran dan As-Sunnah
kitab-kitab sumber dan referensi para ulama islam, serta ilmu komunikasi umum
yang bisa menjadi bahan baku yang bisa diolah untuk membangun ilmu komunikasi
islam.
B.
Sumber-sumber Komunikasi Islam
1.
Al-Qur’an
Definisi Al-Qur’an
Al-Qur’an ditinjau dari segi etimologis
merupakan bentuk mashdar dari kata qara’a-yaqra’u-qira’atan-wa
qur’anan. Kata qara’a berarti menghimpun dan
menyatukan. Jadi menurut bahasa Al-Qur’an adalah himpunan huruf-huruf dan
kata-kata yang menjadi satu ayat, himpunan ayat-ayat menjadi surat, himpunan
surat menjadi mushaf Al-Qur’an. Disamping bermakna menghimpun, Al-Qur’an dengan
akar kata qara’a,bermakna tilawah atau membaca. Jika dua makna
bahasa ini dipadukan, maka Al-Qur’an artinya adalah himpunan huruf-huruf dan
kata-kata yang dapat dibaca.
Secara terminologi Al-Qur’an
didefinisikan, “Firman Allah yang menjadi mukjizat abadi pada Rasulullah yang
tidak mungkin bisa ditandingi oleh manusia, diturunkan kepada Rasulullah SAW
yang tertulis dalam mushaf, diturunkan ke generasi berikutnya
secara mutawatir, ketika dibaca bernilai ibadah dan berpahala besar”.
Definisi di atas mengandung lima makna
penting:
1)
Al-Qur’an adalah firman Allah SWT (QS. An-Najm
(53): 4) Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Karena firman Allah yang mulia, maka
menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber rujukan utama komunikasi Islam akan membuat
ilmu ini menjadi ilmu yang mulia.
2)
Al-Qur’an adalah mukjizat, tidak ada kata dan bacaan
yang mampu menandinginya. Menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber ilmu komunikasi
Islam akan membuat teori-teori ilmu ini menjadi kukuh.
3)
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu
ke dalam hatinya melalui malaikat Jibril a.s (QS. Asy-Syu’ara (26): 192-194).
Allah memilih hati Nabi Muhammad SAW karena dianggap yang paling layak untuk
ditempati Al-Qur’an yang suci.
4)
Al-Qur’an disampaikan secara mutawatir. Al-Qur’an dihafal
dan ditulis oleh banyak sahabat sehingga mustahil terjadinya persekongkolan
adanya penambahan atau pengurangan dalam teksnya. Lalu, secara turun temurun
Al-Quran itu diajarkan kepada generasi berikutnya, dari orang banyak ke orang
bannyak.
5)
Membacanya Al-Qur’an bernilai ibadah, bahkan setiap
huruf diganjar oleh Allah dengan sepuluh kebaikan.
Fungsi
Al-Qur’an
1)
Al-Qur’an sebagai Huda (petunjuk).
Fungsi Al-Quran sebagai petunjuk di
sebutkan banyak sekali dalam Al-Quran. Allah berfirman:
“sesungguhnya Al-Quran ini memberikan
petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar yang gembira kepada
orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala
yang besar”. (QS. Al-Israa’ (17): 9)
Al-Quran seolah-olah GPS yang
berfungsi memandu manusia dalam perjalanan mengarungi kehidupan agar sampai
ketujuan dengan selamat.
Di antara aktivitas yang memerlukan
panduan Al-Quran adalah komunikasi, karena setiap manusia sangat tergantung
kepadanya dalam menjalani kehidupan ini, bahkan sebelum mereka lahir di bumi.
2)
Al-Qur’an sebagai Furqan (pembeda).
Al-Qur’an sebagai al-furqan
(pembeda) menunjukkan kepada manusia mana yang baik dan mana yang
tidak baik, mana yang halal dan mana yang haram. (QS.al-Baqarah : 185).
Sifat Al-Qur’an sebagai furqan
menegaskan bahwa ada hal yang menjadi ciri khas kaum Muslimin yang
membedakannya dengan selain mereka. Kekhasan Islam secara umum tersebut juga
termanifestasikan dalam ajaran-ajaran yang bersifat khusus seperti ilmu
komunikasi. Di antara kekhasan Islam dalam ilmu komunikasi Islam adalah:
meyakini bahwa komunikasi adalah bagian dari ibadah kepada Allah, bukan sekedar
untuk kepuasan diri dan menyenang kan orang lain. Seorang muslim harus
meniatkan segala perbuatan baiknya untuk beribadah, karena tugas utama
keberadaan manusia di muka bumi ini adalah ibadah.
Menjalankan agama yang lurus jauh dari
syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
Dengan keyakinan ini seorang mukmin
bersemangat untuk membangun komunikasi yang positif dan takut melakukan
tindakan yang merusak.
Pesan-pesan yang baik (kalimat
thayyibah) yang disampaikan seseorang memiliki kekuatan menembus relung
hati manusia dan bahkan membuahkan hasil yang menakjubkan.
Diantara kekhasan komunikasi islam adalah
mewujudkan rasa selalu diawasi oleh malaikat saat mengucapkan kata-kata. Bahwa
setiap perkataan kita diawasi dan dicatat oleh para malaikat (QS. Qaf:
18)
3)
Al-Qur’an sebagai Syifa’(obat).
Jika iman seseorang lemah dan godaan dari
luar besar, biasanya hati akan hancur lebur. Rasulullah SAW menjamin
bahwa Allah tidak menurunkan satupun penyakit di muka bumi ini kecuali
menurunkan juga obatnya. Salah satu obat yang Allah persiapakan untuk manusia
adalah Al-Quran. Fungsi Al-Quran sebagai obat terdapat dalam firman Allah:
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang
kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Yunus
(10): 57).
Ibnu al-Qayyim (w. 751 H) mengatakan bahwa
seluruh Al-Quran adalah obat, tidak ada obat yang lebih besar dan lebih luas
manfaatnya daripada Al-Quran.
4)
Al-Qur’an sebagai rahmat
Bentuk kasih sayang Allah yang
paling besar kepada manusia adalah diturunkannya Al-Quran. Allah berfirman:
“(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang
telah mengajarkan Al-Quran”. (QS. Ar-Rahman (55): 1-2).
Komunikasi yang mampu menghubungkan
apa yang kita maksud dengan apa yang ditangkap oleh orang lain adalah rahmat
besar darri Allah terhadap manusia. Kita tidak dapat membayangkan bagaimana
kita akan hidup dengan nyaman andaikan apa yang kita maksudkan selalu tidak
sama dengan apa yang orang lain maksudkan.
Sumber dan Referensi
Rujukan utama dibidang tafsir adalah:
1)
Jami’ al-bayan fi Tafsir Al-Qur’an atau Tafsir
at-Tabari disusun oleh Abu Ja’far Muhammad bin Jarir at-Tabari.
2)
Ma’alim at-Tanzil ditulis oleh Abu Muhammad al-Husain
bin Mas’ud bin Muhammad al-Farra al-Baghawi.
3)
Tafsir Al-Qur’an al-Azim disusun oleh Ibnu Katsir.
4)
Al-Durr al-Mantsur fi at-Tafsir al-Ma’tsur karya
al-Suyuti terdiri atas enam jilid.
5) Mafatih
al-Gaib disusun oleh Fakhruddin al-Razi
6)
Tafsir Jalalain disusun oleh
Jalaludin al-Mahalli dan Jalaludin As-Suyuti.
7) Ruh
al`ma’ani fi Tafsir Al-Quran al-Azmi wa as-Sab’i al-Matsani disusun oleh Syihabuddin Mahmud al-Alusi.
8) Al-Tafsir
al-Munir fi al-Aqidah wa asy-Syari’ah wa al-Manhaj disusun oleh Wahbah az-Zuhaili.
9) Al-Furqon
ditulis oleh A. Hasan.
10) Tafsir al-Azhar karya Hamka.
11) An-Nur karya Hasbi
Ash-Shiddiqqie.
12) Tafsir Al-Misbah karya Quraish
Shihab.
13) Al-Quran dan Tafsirnya. Disusun oleh sebuah tim yang dibentuk Menteri
Agama. Tim ini disebut Dewan Penyelenggara Penafsiran Al-Quran.
Ayat-ayat yang terkait dengan komunikasi
1)
Ayat tentang Hiwar dan Jidal (QS. Al-Mujaadilah
(58): 1)
2)
Ayat tentang Bayan (QS. Ar-Rahman (55): 1-4)
3)
Ayat tentang Tadzkir (QS. Al-A’la (87): 9)
4)
Ayat tentnag Tabligh (QS. Al-Ma’idah (5): 67)
5)
Ayat tentang Busyra (QS. Yunus (10): 62-64).
6)
Ayat tentang Indzar (QS. Ar-Ra’d (13): 7)
7)
Ayat tentang Ta’aruf (QS. A-Hujurat (49): 13)
8)
Ayat tentang Tawashi (QS. Al-Baqarah (2): 133)
2.
As-Sunnah
Definisi As-Sunnah
1)
Al-Sirah au al-Thariqah, Hasanah am Sayyiah. Sirah
dan Thariqah berarti jalan kehidupan atau metode, yang baik ataupun yang
buruk.
2)
Al-thariqah al-mahmudah al-mustaqimah, yaitu
jalan kehidupan atau metode yang lurus dan terpuji.
Dalam terminologi Muhadditsin, As-sunnah
didefinisikan,” Sesuatu yang didapat dari Nabi SAW baik berupa perkataan,
perbuatan, persetujuan, dan sifat jasmani atau prilaku, serta sirah beliau
sebelum atau sesudah diutus.
Fungsi Sunnah
Fungsi Sunnah adalah sebagai tafsir bagi
Al-Qur’an, mengungkap rahasia yang dikandungnya, dan menjelaskan kehendak Allah
SWT dalam perintah-perintah-Nya atau larangan-larangan-Nya. Al-Qur’an sangat
membutuhkan Sunnah, karena tanpa sunnah banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang sulit
untuk dipahami, dan tidak bisa dimengerti maksudnya, tetapi tidak demikian
sebaliknya, karena walaupun tanpa Al-Qur’an, As-Sunnah sudah bisa dipahami
dengan sendirinya.
Sumber dan Referensi
1)
Shahih al-Bukhari
2)
Shahih Muslim
3)
Sunan Abu Daud
4)
Sunan al-Nasa’i
5)
Sunan Tirmidzi
6)
Sunan Ibnu Majah
3.
Kitab-kitab Para Ulama
1)
Kitab Ihya ‘Ulumuddin karya Imam Abu Hamid
Al-Ghazali.
2)
Minhaj al-Qashidin Karya al-Maqdisi.
3)
Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi.
4)
Kitab ‘Afat al-Lisan fi Dhau Al-Qur’an wa As-Sunnah
karya Said bin Ali bin Wafh Al-Qathani.
5)
Adab al-lisan karya Abu Anas Majid al-Nabkhi
4.
Ilmu Komunikasi
Tiga pokok pikiran utama:
1)
Objek pengamatan yang jadi fokus perhatian dalam ilmu
komunikasi adalah produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan
lambang dalam konteks kehidupan manusia.
2)
Ilmu komunikasi bersifat ilmiah empiris (scientific) dalam
arti pokok-pokok pikiran dalam ilmu komunikasi (dalam bentuk teori-teori) harus
berlaku umum.
3)
Ilmu komunikasi bertujuan menjelaskan fenomena sosial
yang berkaitan dengan produksi, proses, dan pengaruh dari sistem tanda dan
lambang.
4)
Secara umum ilmu komunikasi adalah pengetahuan tentang
peristiwa komunikasi yang diperoleh melaui suatu penelitian tentang sistem,
protes, dan pengaruhnya yang dapat dilakukan secara rasional dan sistematis,
serta kebenarannya dapat diuji dan digeneralisaikan.
Bab 3
BEBERAPA KONSEP DASAR
KOMUNIKASI ISLAM
1.
Komunikasi Ada Sejak Manusia Ada
komunikasi
pertama adalah komunikasi adam dengan Allah SWT. Hal ini terdapat dalam
Al-Qur’an Surah Al- Baqarah ayat 31-33. Dalam ayat ini Allah mengajarkan kosa
kata kepada nabi Adam as. Dan masih banyak lagi ayat Al-Quran yang menjelaskan
tentang hal ini.
Diantara
pelajaran yang dapat kita ambil berdasarkan informasi dari Al-Quran dalam hal
ini, adalah:
a.
Komunikasi sudah disiapkan oleh Allah sejak manusia
pertama diciptakan.
b.
Perangkat komunikasi paling penting yang diciptakan
Allah, pendengaran, penglihatan, dan fu’ad (hati).
c.
Dengan perangkat komunikasi, Adam mendapatkan
kesempatan terhormat untuk berkomunikasi dengan Allah, Sang Pencipta. Ini
adalah bentuk komunikasi manusia dengan penciptanya.
d.
Manusia memerlukan teman untuk berkomunikasi, buat
berbagi rasa dan untuk mendapatkan ketenangan hidup. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut Allah menciptakan Hawwa. Komunikasi Adam dan Hawwa adalah bentuk
komunikasi dengan sesama manusia.
e.
Jumlah kosa kata yang di ajarkan Allah kepada Adam.
informasi ini menunjukan bahwa kosakata yan gdi ajarkan Allah kepada Adam
sangat banyak, sehingga memungkinkannya untuk mengomunikasikan semua hal
yang beliau inginkan.
f.
Komunikasi lain yang terjadi pada manusia adalah
komunikasi dalam diri yang di pengaruhi oleh bisikan baik dari malaikat ataupun
bisikan buruk yan gberasal dari setan. Dengan bisikan itu manusia bisa baik dan
bisa juga buruk.
2.
Komunikasi Terkait Dengan Pandangan Islam Terhadap
Manusia
Manusia makhluk empat dimensi: sebagai makhluk Allah, sebagai diri sendiri,
sebagai makhluk yang hidup dengan sesama dan sebagai makhluk yang hidup di alam
semesta.
Empat
dimensi diatas melahirkan empat jenis komunikasi, komunikasi dengan Allah,
komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi dengan sesama manusia, dan
komunikasi dengan alam sekitarnya.
3.
Komunikasi adalah Kebutuhan Dasar Hidup Manusia
Kebutuhan
sandang, pangan, dan papan tidak mungkin terwujud tanpa komunikasi. Begitu juga
dengan kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan
kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri tidak mungkin diwujudkan tanpa
komunikasi.
4.
Komunikasi adalah Wujud dari Kasih Sayang Allah
Terhadap Manusia
Di antara
bentuk bentuk rahmat dan wujud kasih sayang Allah kepada seluruh manusia adalah
kemampuan berkomunikasi dengan sesama dengan berbagai macam bahasa. Dengan
komunikasi manusia mampu menjalin kasih.
5.
Komunikasi Bertujuan untuk Saling Mengenal Antar Manusia
Buat Mewujudkan Semangat Takwa.
Hal ini di
jelaskan dalam QS. Al-Hujurat (49): 13. Allah menciptakan manusia menjadi
beragam suku dan bangsa agar manusia saling mengenal ta’aruf.
Ditutupnya
ayat di atas dengan kalimat “inna akramakum ‘indallah alqakum” (sesungguhnya
orang yang mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa di antara
kalian) mengisyaratkan bahwa ta’aruf seorang muslim dengan orang lain
seharusnya membawa dampak positif (nilai-nilai takwa) bagi orang-orang di
sekitarnya.
6.
Komunikasi Bertujuan untuk Menebar Semangat Silm
(Kedamaian dan Kenyamanan)
Akhir dari
proses komunikasi adalah mengantarkan manusia untuk merasakan kehidupan yang
damai dan nyaman (silm).
7.
Komunikasi adalah Paket
Hati, lisan,
dan anggota tubuh. Hati yang berkehendak diungkapkan oleh lisan dan dilakukan
oleh anggota tubuh
8.
Komunikasi Memiliki Efek Dunia dan Akhirat
Karena
besarnya pengaruh komunikasi (hingga memiliki efek dunia dan akhirat), maka
kita perlu berpikir sebelum berkomunikasi, apakah membawa dampak positif atau
negatif terhadap diri kita dan orang lain.
Bab 4
ISTILAH-ISTILAH KOMUNIKASI
DALAM AL-QURAN DAN HADIS
A.
PENDAHULUAN
Dalam
Al-quran dan hadis di temukan cukup banyak istilah-istilah yan gterkait dengan
ilmu komunikasi. Diantara istilah tersebut adalah lafadz, qaul, kalam,
nuthq, naba’, khabar, hiwar, jidal, bayan, tadzkir, tabsyir, indzar, tahridh,
wa’adz, dakwah, ta’aruf, tawashi, tabligh, dan irsyad.
B.
JENIS PESAN
Deddy
Mulyana mengatakan bahwa pesan adalah seperangkat simbol verbal atau non verbal
yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber tadi.
1.
Pesan Verbal
Kata, baik
yang terucap maupun yang tertulis.
a) Lafadz
Menurut
bahasa lafadz artinya melempar. Disebut lafadz karena bunyi yang kita keluarkan
dari mulut ibarat bunyi atau simbol yang kita lemparkan dari mulut kita. Lafadz
dipahami sebagai pesan yang paling sederhana yang keluar dari lisan seseorang
yang dapat dipahami maknanya.
b) Qaul
Qaul adalah
kata, yang mengandung makna dan keluar dari lisan atas dasar kesengajaan dan
kesengajaan penuh dari orang yang mengucapkan.
Menurut Ibnu
Mandzur, “qaul” adalah lafaz yang diucapkan oleh lisan baik maknanya sempurna
ataupun tidak. Qaul bisa berarti kata atau bisa juga berarti kalimat, karena
kata yang maknanya sempurna dalam bahasa Indonesia disebut dengan kalimat.
1)
Qaul dalam Al-Quran
a)
Qaulan Ma’rufan
Adalah Lafadz atau ungkapan yang baik,
ramah, tidak kasar, tidak menyinggung perasaan orang, tidak kotor, dan tidak
mengandung nafsu orang yang mendengarkannya untuk berbuat jahat.
b)
Qaulan Kariman
Berarti perkataan yang mulia dan berharga.
Qaulan Kariman adalah ungkapan yang indah dan penuh dengan adab
sehingga orang yang diajak bicara merasa bahagia, dihormati, dan
dimuliakan.
c)
Qaulan Maysuran
Menurut bahasa artinya perkataan yang
mudah. Yaitu perkataan yang menyenangkan, memberikan harapan kepada orang dan
tidak menutup peluang mereka untuk mendapatkan kebaikan dari kita.
d)
Qaulan Balighan
Yaitu perkataan yang sampai kepada maksud,
berpengaruh dan berbekas kepada jiwa.
e)
Qaulan Layyinan
Secara bahasa berarti ungkapan yang lemah
lembut. Qaulan Layyinan adalah upaya untuk berkomunikasi dengan orang lain
dengan cara yang lunak, tidak memvonis, mengingatkan tentang sesuatu
yang disepakati seperti kematian, dan memanggilnya dengan panggilan yang dia sukai.
f)
Qaulan Sadidan
Menurut bahasa berarti perkataan yang
benar dan tepat sasaran sesuai kondisi.
g)
Qaulan Tsaqilan
Perkataan yang berat. Secara umum
perkataan yang berat maksudnya adalah Al-Quran, karena di dalamnya terkandung
tugas-tugas yang berat bagi orang yang mukalaf (mendapatkan tugas) terutama
Rasulullah SAW. Dalam konteks komunikasi berarti berbobot dan penuh makna,
memiliki nilai yang mendalam, memerlukan perenungan untuk memahaminya, dan
bertahan lama.
h)
Qaulan ‘Adziman
Artinya perkataan yang besar. Kata-kata
yang besar maksudnya di sini, kata-kata yang besar kekejiannya, besar
kelancangannya, besar kedustaannya
i)
Ahsanu Qaulan
Perkataan yang paling baik. Yaitu
perkataan yang menyeru untuk beriman kepada Allah, beramal saleh, dan
menyatakan diri sebagai seorang yang tunduk dengan aturan Allah SWT.
c) Kalimat
Susunan lafadz yang mengandung makna
yang sempurna.
Kalimat dalam Al-Qur’an
a)
Kalimatullah
Artinya Kalimat Allah, yaitu agama
Allah, hukum Allah, syariat Allah, dan segala hal yang bersumber dari Allah
baik perintah maupun larangan.
b)
Kalimat alladzina kafaru
adalah kalimat orang-orang yang
mengingkari kebenaran. Kalimat ini bertentangan dengan kalimatullah. Kalimat
orang yang mengingkari kebenaran adalah rendah, tidak memiliki kualitas yang
baik, mudah tercabut dan terpatahkan.
c)
Kalimatun sawa’
Secara bahasa artinya kalimat yang
sama. Kaliatun sawa’ adalah upaya untuk mencari titik temu
sebanyak-banyaknya, karena persamaan jauh lebih banyak dari perbedaan.
d)
Kalimat al-Kufr
Kalimat yang mengandung makna
pengingkaran terhadap kebenaran, atau mengandung unsur pelecehan terhadap
nilai-nilai kebenaran dan orang-orang yang membawa nilai kebenaran.
e)
Kalimat al-Taqwa
Menurut bahasa artinya kalimat yang
berfungsi untuk melindungi. Berfungsi melindungi orang yang mengucapkannya dari
perbuatan syirik dan berfungsi untuk melindungi orang dari kehidupan hina di
dunia dan azab di akhirat.
f)
Kalimatal-Tayyibah
Secara bahasa berarti enak bersih
dan tumbuh. Yaitu kalimat yang baik memiliki pengaruh yang kuat serta menghujam
ke dalam jiwa dan juga. Juga enak didengar, tidak kotor, produktif dan
menumbuhkan semangat orang yang mendengarnya untuk melakukan apa yang dia
dengar atau baca. Kalimat ini berfungsi untuk memotivasi orang melakukan
kebaikan dan mencegah mereka melakukan kerusakan.
g)
Kalimat al-Khabitsah
Secara bahasa artinya kalimat yang
buruk, jelek, kotor, hina, rusak, dan rendah.
2.
Pesan Nonverbal
Pesan nonlinguistik yang
diisyaratkan oleh anggota tubuh untuk menunjukan sikap dan penampilan.
C.
Kekuatan Pesan
1.
Naba’
a.
Kata naba’ dalam Al-Qur’an
Ditemukan beberapa ayat yang menggunakan
kata naba’ dalam al-Quran: an-Naba’ :2, QS al-An’am : 34 dan 67, QS al-Qasash
:3, QS an-Naml : 22, al-Hujurat: 6.
b.
Naba’ dan Urgensi Pesan
Naba’ adalah jenis berita yang mempunyai pengaruh yang luas dan besar.
2.
Khabar
Khabar adalah berita yang
dipindahkan dari orang lain dan bisa juga bersumber dari diri sendiri dan
mengandung dua kemungkinan, benar atau salah.
3.
Hadis
Kabar dari Allah, berita dari rasul
atau perkataan yang bersumber dari manusia biasa.
D.
Metode penyampaian pesan
1.
Hiwar
Metode penyampaian pesan dengan
berdiskusi yang berlangsung antara dua pihak atau lebih dengan tujuan untuk
meluruskan pandangan, menampilkan hujjah, menetapkan kebenaran, menghilangkan
subhat, dan mengembalikan orang yang salah pemahamannya kepada kebenarannya.
2.
Jidal
Metode dalam berkomunikasi untuk
mempertahankan pendapat atau membuat pendapat yang kita yakini
kebenarannya unggul dibandingkan pendapat lainnya. Atau berdebat.
3.
Bayan
Kemampuan menyampaikan pesan dengan
baik sehingga orang mudah memahaminya.
4.
Tadzkir
Metode penyampaian pesan dengan cara
mengingatkan dan pemilihan kata yang tepat sehingga orang mudah memahaminya.
Digunakan ketika ada orang yang lupa.
5.
Tabligh
Upaya dari seorang pembicara atau
pemberi isyarat untuk menyampaikan pesan atau maksud kepada pendengar atau
orang yang diajak berkomunikasi.
6.
Tabsyir
Menyampaikan kabar bahagia dan
gembira bertujuan untuk memberikan motivasi kepada orang-orang yang baik agar
bertahan dalam kebaikan atau semakin bersemangat meningkatkan kualitas
kebaikannya.
7.
Indzar
Menyampaikan pesan dengan cara
mengingatkan yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa takut dan kehati-hatian,
baik untuk diri komunikator maupun komunikan.
8.
Ta’aruf
Metode penyampaian pesan dengan
saling mengenal tanda-tanda atau ciri-ciri orang, baik lewat nama, cara
berbicara, watak dan karakter, dan berbagai aspek lainnya.
9.
Tawashi
Salah satu bentuk komunikasi yang
menghubungkan orang-orang terdekat dan orang-orang khusus, sehingga terjalin
suasana hati yang lebih dekat dan akrab.
10.
Nasihat
Ajakan yang mengandung kebaikan dan
larangan yang mencegah mencegah kerusakan. Dapat berarti arahan yang baik,
ajaran atau pelajaran yang baik, anjuran atau petunjuk yang baik.
11.
Irsyad
Menunjukkan jalan yang lurus dan
membimbing orang yang tersesat untuk kembali ke jalan yang lurus dengan
mengoptimalkan potensi yang ada pada orang yang dibimbing.
12.
Wa’dz atau
Mau’idzah
Mengingatkan kebaikan yang membuat
hati menjadi lembut.
13.
Idkhal
al-Surur
Yaitu menyampaikan pesan dengan
membahagiakan orang lain baik melalui perkataan maupun perbuatan.
BAB 5
FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI ISLAM
A.
Pendahuluan
ISTILAH
KOMUNIKASI
|
FUNGSI
|
Naba’ dan
Khabar
|
Menginformasikan
|
Hiwar dan Jidal
|
Meyakinkan
|
Tadzkir dan
Indzar
|
Mengingatkan
|
Tabligh dan
Tabsyir
|
Memotivasi
|
Ta’aruf
|
Sosial
|
Irsyad dan
Wasiat
|
Bimbingan
|
Mau’idzah dan
Nasihat
|
Kepuasan
Spiritual
|
Idkhal Al
Surur
|
Menghibur
|
B.
Fungsi –
Fungsi Komunikasi
1.
Fungsi Informasi
Informasi
adalah kehidupan, karena sejak lahir seluruh perangkat untuk menyerap informasi
seperti mata, telinga dan hati sebagai perangkat utama kehidupan sudah
terpasang dan siap difungsikan. Selain alat peangkap informasi, Allah juga
sudah menyiapkan perangkat untuk menyampaikan kembali informasi yang telah
ditangkap kepada orang lain.
2.
Fungsi Meyakinkan
Di antara
fungsi penting komunikasi islam adalah fungsi meyakinkan. Fungsi meyakinkan
artinya membuat ide, pendapat, gagasan yang kita miliki bisa diterima oleh
orang lain dengan senang hati dan tidak terpaksa. Fungsi meyakinkan dalam
komunikasi islam bisa dicapai diantaranya dengan metode hiwar dan jidal.
3.
Fungsi Mengingatkan
Lupa adalah sifat yang tidak bisa
berpisah dari manusia. Diantara penyebab lupa adalah:
·
Tergesa – gesa
·
Faktor godaan syetan
·
Faktor keturunan
·
Faktor usia
·
Menganggap remeh suatu masalah
Metode yang digunakan agar tidak
mudah lupa diantaranya :
·
Menjaga kesehatan tubuh
·
Hidup yang tertata
·
Mencari suasana yang nyaman, aman dan tenang
·
Selalu membaca dan melakukan kajian
·
Tidak terburu – buru dalam melakukan pekerjaan
Diantara masalah yang paling banyak
dilupakan dan dilalaikan manusia adalah masalah agama. Dakwah agama adalah
salah satu cara untuk menginformasikan kepada manusia agar selalu ingat tentang
tujuan hidup dan bagaimana mengisi hidup yang sebenarnya. Metode komunikasi
dalam dakwah yang paling cocok untuk merealisasikan fungsi mengingatkan adalah
metode tadzkir dan indzar.
4.
Fungsi Memotivasi
Manusia dalam hidupnya memerlukan
charge karena semangat hidup manusia secara umum tidak stabil. Charge itu yang disebut dengan motivasi.
Metode memotivasi diri sendiri adalah metode yang paling ideal. Selain metode
memotivasi diri sendiri manusia juga bisa termotivasi jika mendapat suntikan
motivasi dari orang lain. Komunikasi adalah salah satu metode untuk
menyuntikkan motivasi kepada orang lain. Metode yang paling cocok untuk
menyuntikkan motivasi dalam komunikasi islam adalah metode tablig dan tabsyir.
5.
Fungsi Sosialisasi
Manusia dalam hidupnya tidak terlepas
dari berbagai macam kebutuhan. Kebutuhan manusia itu diantaranya :
·
Kebutuhan Fisiologi Dasar
·
Kebutuhan Rasa Aman
·
Kebutuhan Sosial untuk di cintai dan di sayangi
·
Kebutuhan akan penghargaan
·
Kebutuhan aktualisasi diri
Tidak mungkin sosialisasi dilakukan
tanpa komunikasi. Dalam Al Quran fungsi sosialisasi disebut dengan ta’aruf.
Ta’aruf adalah salah satu metode komunikasi yang sangat efektif.
6.
Fungsi Bimbingan
Diantara fungsi komunikasi adalah
utnuk membimbing manusia. Dalam komunikasi islam, fungsi emmbimbing di sebut
dengan irsyad. Ada empat fokus utama komunikasi dalam membimbing seseorang :
pertama, membimbing orang untuk melakukan kebaikan dan menangkal mereka untuk
melakukan perbuatan negatif. Kedua, memperbaiki atau memulihkan kondisi mereka
yang sudah rusak. Ketiga, mengarahkan orang untuk menemukan potensi yang
dimiliki dan keempat mengembangkan potensi manusia agar lebih maksimal.
7.
Fungsi Kepuasan Spiritual
Metode yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan spiritual manusia adalah mau’idzah dan nasihat kepada
mereka.
8.
Fungsi Hiburan
Ketika
mendapatkan kebahagiaan, islam mengajarkan kepada penganutnya agar mengucapkan
syukur atas nikmat yang telah didapat. Kata bisa membuat orang menjadi tentram,
meskipun tidak jarang kata itu melukai. Memasukkan kebahagiaan hati kedalam
hati orang lain didalam hadits disebut dengan idkhal al surur.
BAB 6
BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI ISLAM
A. Pendahuluan
Objek kajian ilmu komunikasi islam terdiri dari tiga bentuk komunikasi
yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain. Tiga bentuk komunikasi
itu adalah komunikasi manusia dengan Allah, komunikasi manusia dengan dirinya
sendiri, dan komunikasi manusia dengan yang lainnya.
B. Bentuk –
Bentuk Komunikasi Islam
1.
Komunikasi
Ilahiah
Yaitu komunikasi antara manusia
dengan Tuhannya.
2.
Pola
komunikasi manusia dengan penciptanya
a. Pola
komunikasi dengan manusia pilihan
1. Komunikasi
langsung
Contoh komunikasi Allah dengan Nabi
Musa, QS an-Nisa’: 163-164
2. Komunikasi
dengan wahyu
Komunikasi yang paling lazim terjadi
pada semua nabi.
3. Pola
komunikasi dengan manusia biasa
Shalat, zikir, istigfar, tilawah
Al-Qur’an.
C. Komunikasi Intrapersona
Yaitu komunikasi yang berlangsung
dalam diri seseorang. Dalam Komunikasi bentuk ini, seorang komunikator juga
berperan sebagai komunikan.
D. Komunikasi Antar Manusia
1. Komunikasi
antar persona (komunikasi antar pribadi)
Komunikasi yang dilakukan oleh dua
orang. Misalnya komunikasi orang tua dengan anaknya, seorang dokter dengan
pasiennya, suami dan istrinya dan sebagainya.
Karakteristik komunikasi antar
pribadi:
a)
Melibatkan paling sedikit dua orang;
b)
Memiliki umpan balik atau feedback;
c)
Tidak harus melaui tatap muka;
d)
Tidak harus bertujuan;
e)
Menghasilkan beberapa pengaruh atau efek;
f)
Tidak harus dengan kata-kata;
g)
Dipengaruhi oleh konteks; dan
h)
Dipengaruhi oleh kegaduhan atau noise.
2. Komunikasi
kelompok
Komunikasi kelompok terjadi karena
adanya ikatan keluarga, persamaan suku, bagian dari tempat kerja, dan
sebagainya.
3. Komunikasi
massa
Yaitu suatu proses penyampaian pesan
melalui media massa kepada sejumlah besar orang. Empat tanda pokok komunikasi
massa: 1) bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis; 2)
bersifat satu arah;3) bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang
tidak terbatas dan anonim; 4) mempunyai publik yang secara geografis tersebar.
BAB 7
PRINSIP-PRINSIP DASAR ILMU KOMUNIKASI
A. Pendahuluan
Komunikasi
islam tunduk dengan sumber utama ajaran Islam, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Dari
dua sumber inilah prinsip-prinsip dasar ilmu komunikasi Islam diambil. Dengan memahami
prinsip-prnsip dasar ilmu komnikasi dalam Islam diharapkan pembaca akan memiliki
rambu-rambu yang membantunya dalam berkomunikasi sesuai dengan aturan umum
ajaran Islam. Prinsip-prinsip ini berlaku umum untuk segala bentuk komunikasi
dengan sesama manusia.
B. Prinsip-Prinsip
Komunikasi Islam
1. Prinsip
Ikhlas
Ikhlas secara bahasa berarti suci,
bersih dari noda. Ikhlas menurut istilah adalah kerja yang dilakukan oleh hati
untuk mensucikan dirinya dari berbagai motif yang tidak benar. Prinsip ikhlas
ini adalah prinsip paling mendasar dalam komunikasi Islam. Kehilangan prinsip
ini dari komunikator maupun komunikan akan membuat tujuan utama komunikasi
yaitu ibadah menjadi hilang dan kekuatan pesan yang disampaikan memudar.
Kehilangan prinsip ini dari salah satu pihak akan membuat proses komunikasi
terhambat apalagi bertemu antara ketidak ikhlasan komunikator dengan komunikan.
2. Prinsip
Pahala dan Dosa
Prinsip ini menjalaskan bahwa setiap
pesan atau pernyataan yang keluar itu mengandung konsekuensi pahala atau dosa.
Lisan memiliki peran kunci dalam berkomunikasi, apakah membawa kita kepada
kesuksesan atau kehancuran.
Agar lisan kita tidak menjadi alat
pengumpul dosa tetapi selalu memproduksi pahala, maka Islam membimbing manusia
terutama untuk melakukan langkah-langkah berikut:
a. Islam
melarang berkata kotor dan kasar
b. memberikan
motivasi agar selalu berkata yang baik
3. Prinsip
Kejujuran
Kejujuran dalam menyampaikan pesan
adalah prinsip mendasar dalam komunikasi Islam. Tidak tegaknya prinsip ini akan
berakibat fatal buat kehidupan manusia.
Di antara bentuk kejujuran dalam
berkomunikasi adalah:
a. Tidak
memutarbalikkan fakta
b. Tidak
berdusta
4. Prinsip
Kebersihan
Pesan yang baik akan mendatangkan kenyamanan psikologis bagi
penerimanya, sedangkan pesan-pesan sarkastik, jorok, berdarah-darah,
pertengkaran, perselingkuhan, adu domba, gosip, umpatan, dan sejenisnya akan
berdampak pada keruhnya hati.
5. Prinsip
Positif
Pesan positif sangat berpengaruh
bagi kebahagiaan seseorang dalam kondisi apapun dia berada. Seorang komunikator
yang sering mengirim pesan positif kepada komunikan akan menyimpan modal yang
banyak untuk berbuat yang positif.
6. Prinsip
Paket (Hati, Lisan, dan Perbuatan)
Manusia adalah makhluk yang
diciptakan Allah dalam satu paket lengkap. Ada unsur jiwa dan ada unsur raga.
Gerak raga dalam konsep Islam dipengaruhi secara kuat oleh hati atau jiwa.
Artinya, lisan akan berbicara yang baik manakala hatinya baik, dan lisan tidak
akan mampu berbicara dengan baik dan lancar tanpa kendali dari jiwanya, yang
diucapkannya akan terasa hambar.
7. Prinsip
Dua Telinga Satu Mulut
Isyarat agar kita berhati-hati dalam
berbicara dan banyak mendengar adalah pada struktur fisik kita yang diciptakan
dengan dua telinga dan satu mulut. Setelah informasi ditangkap oleh telinga,
informasi tersebut disaring oleh perangkat akal dan sebelum dikeluarkan oleh
lisan melalui mulut.
8. Prinsip
Pengawasan
Prinsip pengawasan muncul dari
kepercayaan mukmin yang meyakini bahwa Allah Maha Mendengar, Maha Melihat, dam
Maha Mengetahui. Selain itu, mereka juga meyakini bahwa setiap kata yang
diucapkan akan dicatat oleh malaikat pencatat. Prinsip pengawasan ini akan
membuat orang selalu merasa diperlihatkan dan dipantau. Orang yang selalu
merasa diperlihatkan dan dipantau. Orang yang selalu merasa dipantau biasanya
lebih berhati-hati dalam mengeluarkan statemen.
9. Prinsip
Selektivitas dan Validitas
Berbicara dengan data dan informasi
akurat adalah salah satu ciri pribadi berkualitas. Selain menambah
kredibilitas, informasi yang akuratmenghindarkan kita jatuh kepada kesalahan
yang berujung pada penyesalan.
10. Prinsip
Saling Memengaruhi
Di antara bentuk pengaruh strategis
komunikasi adalah:
a. Dapat
mengubah pendapat orang lain
b. Menjadi
faktor yang menentukan baik buruknya manusia
11. Prinsip
Keseimbangan Berita (Keadilan)
Dengan prinsip ini, informasi yang
kita terima akan lebih akurat, karena pihak yang sedang berselisih
kadang-kadang memberikan informasi secara emosional dan kadang-kadang
berlebihan.
12. Prinsip
Privasi
Setiap orang memiliki ruang privasi
yang tidak boleh diungkapkan di pentas publik, begitu juga dengan organisasi,
lembaga, dan seterusnya. Melanggar masalah privasi seperti ini di dalam Islam
masuk dalam status pelanggaran hak-hak asasi manusia, yaitu melakukan
pencemaran nama baik.
Sumber: Dr. Harjani Hefni. 2015. Komunikasi Islam. Jakarta: Prenadamedia
Group.